Minggu, 07 Januari 2018

Ayat-Ayat Cinta 2

Tafsir Cinta dari Fahri...



Ayat-ayat cinta sequel 2 ini merupakan film akhir tahun yang cukup menyedot dan menyita perhatian khalayak publik, tak terkecuali dengan penulis. Penulis jadi saksi launching sequel perdananya, film ini booming dan bahkan menjadi momentum yang pas untuk ngajakin seorang temen wanita ke bioskop. Satu-satunya yang membedakan ending untuk kisah Fahri berakhir bahagia bersama Maria dan Aisha, sementara bagi penulis hasilnya nihil.

Film ini sukses menjadi pintu masuknya film-film bergenre religi, dan termasuk sukses menjadi box office di masanya menembus 3 jutaan penonton di tahun 2008.

Fahri yang digambarkan pemuda yang hampir mendekati sempurna, dari ketaatan hingga amaliahnya di masyarakat. Fahri di AAC2, tidak lagi menjadi pemuda proletar, namun sudah bertransformasi menjadi pemuda mapan, bekerja sebagai dosen di universitas bergengsi di Edinburg bahkan kemudian ditawari pindah ke Oxford untuk mengajar kuliah filologi spesialisasinya. Namun tetap mempertahankan kharismanya sebagai pemuda yang sholeh.

Sebelum menonton film ini, ada beberapa spoiler yang mengemuka di beberapa media online. Yang mempengaruhi sikap beberapa jamaah di Indonesia. Ini disebabkan pada saat adegan gelaran konferensi pers, dimana yang jadi host Indra Bekti, dimana ada sesi tebak pemain yang memakai niqab, nahh ini mengawali kontroversi trus ujuk-ujuk cadarnya dilepas.



Sontak langsung menuai pro kontra, karena cadar dijadiin bahan candaan, dari Umi Pipik, Soraya Abdullah, dan diikuti sejumlah artis lainnya, membuat tagline #boikotAAC2 sebagai bentuk kekecewaan. Namun penulis gagal fokusnya hanya pada Chelsea Islan, sejak Chelsea diberitakan punya gebetan, langsung heboh dan disambul cuitan muncul dengan hastag #HPHN2.

Balik ke cerita, menurut hemat penulis sebaiknya kita gak perlu baper gara-gara prokontra konferensi pers tersebut. Film itu isinya aktor dan aktris yang memainkan peran masing-masing, tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata sang aktor dan aktris.

Trus salah satu media online ada yang mengomentarin, harusnya film ini kurang mateng membahas isu sosial yang menjadi tantangan Islam, kenapa isinya hanya soal konflik cinta dan poligami. Menurut penulis, ini film fokus dengan pakemnya sesuai judulnya Ayat-ayat Cinta, dan masih bercerita tentang Fahri dan kehidupan sosialnya dan tak jauh dari sequel pertamanya. Nah ini penting supaya ciri khas film tetep dijaga.

Yang menarik adalah dalam salah satu adegan ada permintaan Kiera (diperankan: Chelsea Islan) meminta untuk dinikahi oleh Fahri, dia siap menjadi istri ke-2 dari Fahri. Kalau di sequel pertama yang meminta adalah Maria (diperankan: Carissa Putri), lalu kemudian ramai tagline #Nikahi aku Fahri.

Lalu kemudian dimedia sosial ditimpali oleh beberapa komentar, "orang Islam itu pasti poligami yah kayak si Fahri?". Penulis mengingat pesan Imam Ali, Jangan mendebat orang bodoh karena dia akan membencimu, tapi debatlah orang yang berakal dia akan mencintaimu. Penulis tidak akan menjawab pertanyaan ini, karena jawaban terhampar luas bisa tanya ke Om google.

Bagi penulis alasan paling penting kenapa kita harus menonton film ini adalah, dimana kita bisa belajar sedikit banyak kepribadian fahri yang adiluhung melalui sikap dan tutur kata sebagai pribadi muslim atau hamba Tuhan dalam arti luas, dan diharapkan bisa menjadi viral menular ke masyarakat kita, yg berbhineka dan beragama.

Bandung Istana Plaza, tanggal tujuh bulan satu dua ribu delapan belas, Jam 4 sore.
SS
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar